Kamis, 02 Juli 2009
SINGA,,,si raja hutan
Selasa, 30 Juni 2009
Ketika Simpanse Membenci Manusia
APAKAH kalian pernah memperhatikan bahwa seekor simpanse mempunyai kebiasaan mengumpulkan batu-batu atau benda-benda keras lain? Kemudian menyimpannya di tempat tersembunyi. Tahukah kalian, ternyata benda-benda itu disiapkan untuk menyerang manusia. Demikian berdasarkan penelitian yang dilakukan di sebuah kebun binatang di Swedia.
Mathias Osvath, peneliti primata dari Universitas Lund telah meneliti Santino, seekor simpanse jantan yang secara diam-diam mengoleksi batu-batu dan lempengan cakram selama lima hari berturut-turut, sebelum Kebun Binatang Swedia dibuka.??Kemudian, para simpanse itu melemparkan batu-batu ke arah para pengunjung.
Peneliti mengungkapkan bahwa para primata itu memiliki rasa dendam kepada manusia dan ada kemungkinan di masa mendatang akan menggunakan cara yang sama seperti manusia dalam menyerang. Dikutip yahoonews, Selasa (10/3/2009).??
“Para simpanse mengkoleksi batu untuk menyerang, kemungkinan hal itu dilakukan sebagai latihan. Jadi, bisa jadi para kera itu sebenarnya memiliki banyak rencana di masa mendatang,” ujar Osvath.
Meskipun tidak semua simpanse di kebun binatang akan berlaku sama, analisa dari penelitian ini mengingatkan agar kita berhati-hati.***
(dari berbagai sumber)
www.bocah.org
SELAMATKAN BURUNG HANTU
BURUNG HANTU termasuk golongan burung buas (karnivora, pemakan daging) dan merupakan hewan malam (nokturnal). Seluruhnya, terdapat sekitar 222 spesies yang telah diketahui, yang menyebar di seluruh dunia kecuali Antartika, sebagian besar Greenland dan beberapa pulau-pulau terpencil, demikian wikipedia.
Di dunia Barat, burung hantu menjadi simbol kebijaksanaan dan pengetahuan.
Para ahli memprediksi, hewan ini akan segera punah dari Britania (daratan Inggris) karena kelangkaan makanan dan sulitnya tempat tinggal bagi mereka.
Saat ini terdapat 3000 ekor burung hantu yang sedang diternakkan, namun masih membutuhkan waktu yang sangat panjang untuk dapat menyelamatkan spesies ini dari kepunahan.
The World Owl Trust menyerukan selamatkan burung hantu. Caranya antara lain dengan menyediakan taman di rumah ditumbuhi bunga dan rumput liar. Di sanalah binatang kecil dan serangga hidup. Maka akan tersedia makanan bagi spesies burung, termasuk burung hantu.***
(dari berbagai sumber)
Lumba-lumba ’Berkaki’
Ditemukan Lumba-lumba ’Berkaki’
TOKYO, SENIN--Seekor lumba-lumba yang ditangkap nelayan Jepang sebulan lalu memiliki sepasang sirip tambahan yang kemungkinan kaki belakangnya. Temuan ini menjadi bahan penelitian menarik para ilmuwan untuk mengungkap bukti-bukti bahwa mamalia air tersebut dulunya pernah hidup di darat.
Sepasang sirip itu hanya sebesar telapak tangan manusia atau lebih kecil daripada sirip utama yang tumbuh di bagian depan tubuh lumba-lumba. Lumba-lumbanya sendiri sepanjang 2,7 meter dan berumur sekitar lima tahun.
"Nelayan menangkap lumba-lumba dengan empat sirip itu di dekat Pantai Wakayama, bagian barat Jepang pada 28 Oktober dan menarik perhatian Museum Paus Taiji yang ada di daerah tersebut," kata direktur museum Katsuki Hayashi.
Tonjolan serupa sirip sebenarnya juga kadang-kadang ditemukan dekat ekor lumba-lumba. Namun, para peneliti menyatakan bahwa baru kali ini mereka menemukan sirip tambahan yang berkembang dengan simetris dan sempurna.
Bukti-bukti fosil menujukkan, lumba-lumba dan paus purba mungkin pernah hidup di darat sekitar 50 juta tahun lalu dan satu keturunan dengan kudanil dan rusa. Para ilmuwan memperkirakan, keduanya beradaptasi dengan lingkungan laut hingga kehilangan kaki belakangnya.
Janin lumba-lumba dan paus saat berada dalam kandungan juga memiliki semacam kaki di tubuhnya. Namun, bagian tubuh tersebut tidak lagi berkembang saat dilahirkan.
"Saya yakin sirip tersebut berasal dari nenek moyang lumba-lumba purba yang hidup di darat," ujar Seiji Osumi, seorang penasehat di Institut Penelitian Mamalia Air Tokyo. Mutasi baru mungkin mendorong sifat purba yang dimilikinya muncul kembali.
Hayashi tidak dapat memastikan sebelum mempelajari apakah sirip tersebut digunakan oleh lumba-lumba untuk melakukan manuver di air. Lumba-lumba tersebut akan dipelihara di sebuah tangki besar di museum Taiji untuk menjalani pemeriksaan sinar-X dan tes DNA.
Sumber: AP
Penulis: Wah
www.kompas.com
Burung Kakaktua
Di sebuah toko yang menjual burung, terdapat dua ekor burung kakak tua. Kedua burung itu berbeda, yang satu suka bernyanyi dan yang satunya lagi hanya diam saja. Pada suatu hari datanglah seorang lelaki ingin membeli burung kakak tua tersebut. Ia berkata kepada si penjual burung.
Pembeli : "Berapa harga burung kakak tua ini...??"
Penjual: "Kalau yang suka menyanyi itu 500 ribu, sedangkan yang diam itu 1juta."
Pembeli: "Ahhh...?? Kenapa yang suka menyanyi lebih murah dari yang diam."
Penjual: "Yaa... memang beda donk, yang harga 1 juta itu pencipta lagunya."
(kapanlagi.com/dar)
Senin, 29 Juni 2009
DIJUAL Green Anaconda
Kamis, 25 Juni 2009
herder
si kecil chihuahua
Tips Memelihara Anjing
1. Pilihlah hewan piaraan yang tepat.
Belia kudu tahu dulu selera pribadi terhadap hewan. Sukanya apa? Yang berbulu lembut dan nyaman dipeluk? Pilihlah kucing. Suka ngelihatin yang indah-indah tanpa perlu menyentuh? Beli aja akuarium dan diisi ikan. Pengen rumahnya ada yang ngejagain? Cari anjing yang emang paling cocok dilatih buat jadi penjaga.
2. Jangan beli kucing dalam karung
Peribahasa ini, bisa Belia artiin secara harfiah, atau juga makna konotasinya. Sebelum ngambil seekor hewan piaraan, pastikan dia sehat dan enggak menderita penyakit. Untuk beberapa jenis hewan ras yang memiliki surat silsilah, Belia perlu tahu kalo hewan yang bakal diurus tersebut jelas asal-usulnya. Kalo ternyata piaraan Belia itu curian, bisa berabe...
3. Peliharalah dari kecil
Hewan yang dipelihara sejak kecil, lebih mudah dibentuk “kepribadiannya”. Ibaratnya disket kosong, Belia bisa memprogram hewan piarannya untuk menjadi piaraan yang sesuai dengan keinginannya (tentunya melewati tahapan-tahapan seperti latihan).
4. Ketahui cara perawatannya, rawat dengan baik!
Belia kudu tahu betul karakteristik hewan piaraannya. Gimana ngejaga kesehatannya, jenis makanan yang dikonsumsi, kebersihan, dan perhatian dari majikan. Khusus untuk kesehatan, jangan sampai piaraannya tertular penyakit yang juga bisa menganggangu kesehatan Belia. Rajin-rajin diperiksa dan divaksin kalo perlu. Rawatlah sebaik mungkin, tapi jangan terlalu dimanjain, jangan terlalu nyiksa juga. Yang sedang-sedang saja.
5. Jangan terlalu tergantung sama piaraannya
Ada banyak majikan yang menjadi begitu kecanduan sama piaraannya. Kehilangan hewan piaraan, sedihnya bisa melebihi ditinggal mati saudara kandung sendiri. Perilaku yang begini, sedikit kurang sehat. Walaupun sayang dan care banget sama piaraannya, satu hal yang tetep kudu dipegang adalah: mereka itu hewan. Mereka enggak bisa ngasih timbal-balik yang sama seperti manusia. Don’t get too emotionally attached with your pets.***
(diambil dari pikiran-rakyat.com)